MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“KONSEPSI
ILMU BUDAYA DASAR DALAM FILSAFAT”
DOSEN : Drs.
THONI SONJAYA, M. Pd.
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 4
(EMPAT)
- AHMAD SARIPUDIN
H
- AISAH
-LENI
SULASTRI
- LINA
ALPIANA
- SYAHRUL
AKBAR
PROGRAM
STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI
SUKABUMI
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Sukabumi,
11 Maret 2019
Kelompok
4
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN--------------------------------------------------------------- 1
1.1. Latar Belakang---------------------------------------------------------------- 1
1.2. Rumusan Masalah ----------------------------------------------------------- 1
1.3. Tujuan Pembahasan -------------------------------------------------------- 1
BAB II : PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------- 2
-------- 2.1.
Pengertian Filsafat ---------------------------------------------------------- 2
2.2. Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar dan Filsafat --------------------------- 3
2.3. Hubungan
Kebudayaan dan Filsafat ---------------------------------- 4
BAB III : PENUTUP ------------------------------------------------------------------ 5
3.1.
Kesimpulan ------------------------------------------------------------------- 5
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------ 6
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ilmu Budaya
Dasar adalah pengetahuan yang di harapkan dapat membarikan pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang di kembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Salah satu syarat yang teramat penting
dalam kehidupan manusia adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang di anggap
sebagai agama.Yang menjadi pokok utama bagi manusia untuk mempercayai Tuhan dan
perlunya hidup beragama adalah kebutuhan manusia akan rasa aman. Mereka yakin
tiada daya dan upaya yang akan mempengaruhi
kalau Tuhan tidak mengizinkan. Tuhan yang kita maksud adalah Tuhan Yang Maha
Esa, yang memiliki kekuatan dan kasih sayang serta Tuhan yang menjadi sasaran
beribadah.
Setiap daerah, agama,
dan setiap orang mempunyai cara-cara atau budaya tersendiri untuk mendekatkan
diri kepada Tuhanya. Seperti di Bali, sebagian penduduknya memeluk agama Hindu,
mereka mempunyai cara tersendiri dalam melakukan pemujaan terhadap Tuhan, mereka
memuja Tuhan dengan sesajen yang berisi macam-macam buah dan kembang berwarna
warni. Daerah lainya seperti Jawa, Madura, Kalimantan dan sebagainya mempunyai
cara tersendiri sesuai agamanya. Meskipun cara dan kebudayaanya berbeda tetapi
tujuanya sama yaitu Tuhanya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Jelaskan pengertian filsafat?
2.
Bagaimana Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar Dalam Filsafat?
3.
Bagaimana Hubungan
Kebudayaan dan Filsafat?
C.
TUJUAN
1. Untuk menjelaskan Pengertian Filsafat.
2. Untuk memahami Konsepsi Ilmu Budaya Dasar
dalam Filsafat. .
3. Untuk
memahami Hubungan Kebudayaan dan Filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Filsafat
Menurut bahasa
filsafat berasal dari bahasa arab falsafah, filsafat berasal dari bahasa
yunani yaitu philosophia (philo yang berarti cinta dan shopia yang berarti
kebijaksanaan). Jadi dapat di artikan secara harfiah yaitu cinta kebijaksanaan.
Sebagai ilmu dinamis filsafat di tangan para ahli memiliki pengertian yang
berbeda-beda. Dalam buku filsafat ilmu yang di susun oleh ismaun pada tahun
2011, terdapat beberapa pengertian filsafat menurut para ahli diantaranya :
1. Prof. Dr.
Ismaun, M.Pd.
Filsafat adalah usaha pemikiran dan renungan
manusia dengan akal dan hatinya secara sungguh-sungguh. Yakni secara kritis, sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan
kebenaran yang hakiki.
2. Aristoteles
(384-322 SM)
Bahwa kebijakan filsafat adalah menyelidiki
sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat umum sekali.
Tiga ciri
berfikir filsafat:
1. Berfikir
radikal
Radikal berasal dari radix (bahasa Yunani), berarti akar.
Berpikir radikal, berpikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung,
sampai kepada konsekuensinya yang terakhir, berpikir itu tidak separuh-paruh,
tidak berhenti di jalan, tapi terus sampai ke ujungnya. Tidak ada yang tabu, tidak
ada yang suci, tidak ada yang yang terlarang bagi berpikir yang radikal itu.
2.
Berfikir
sistematis
Sistemik adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang
saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Berpikir sistematis ialah berpikir logis,
yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang
bertanggung jawab dan saling
hubungan yang
teratur.
3.
Berfikir
universal
Universal
berarti umum, jadi berpikir universal tidak berpikir khusus, terbatas pada bagian-bagian
tertentu, tapi mencakup keseluruhannya. Berpikir tentang hujan misalnya, bukan
terbatas dengan kemarin atau yang hari ini, tapi seluruh hujan. Berpikir
tentang manusia tidak hanya mengenai manusia Indonesia, manusia Afrika, manusia
Eropa, tapi manusia sebagai makhluk. Lawan umum (universal) ialah khusus
perkara yang khusus masuk lapangan ilmu.
B.
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam
Filsafat
IBD dan filsafat adalah dua kata
yang saling berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran IBD tidak
terlepas dari filsafat(substansial). Sebaliknya perkembangan IBD memperkuat
keberadaan filsafat. Oleh karena itu, filsafat mencoba mengembalikan roh &
nilai luhur dari IBD dan kemudian filsafat akan mempertegas bahwa IBD adalah
instrumen dalam mencapai kesejahteraan tidak semata-mata untuk tujuan tertentu
saja.
Apabila dibandingakan definisi
kebudayaan dan definisi filsafat, keduanya bertemu dalam hal berfikir.
Kebudayaan adalah cara berfikir, sedangkan filsafat adalah cara berfikir secara
logis, sistematis dan universal. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat itu
mengendalikan cara berfikir kebudayaan, oleh karena itu perbedaan kebudayaan
dapat dikembalikan kepada perbedaan filsafat. Pendekatan filosofis yaitu suatu
pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan
menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah
pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya
terbatas pada pengalaman.
Filsafat dan masalah manusia, masalah
manusia dalam keseharian dibedakan menjadi dua, yaitu:
·
Immerdiate problems yaitu masalah-masalah praktis
sehari-hari, yang berkenaan dengan keperluan-keperluan pribadi yang mendesak,
yang tidak seorang pun dapat mengelakan diri darinya.
·
Ultimate problems yaitu berkenaan dengan hakikat
manusia itu sendiri, alam semesta, dan Tuhan.
Dengan belajar filsafat, diharapkan seseorang untuk:
1. Berusaha untuk mengetahui apa yang
telah diketahui dan apa yang belum diketahui.
2. Berendah hati bahwa tidak semua hal
akan pernah diketahuinya dalam alam yang tak terbatas ini.
3. Mengoreksi diri, berani melihat
sejauh mana kebenaran yang di cari telah dijangkaunya.
4. Tidak apatis terhadap lingkungan dan
terhadap nilai yang hidup dalam masyarakat.
5. Senantiasa memberikan makna bagi
setiap amal perbuatannya.
C.
Hubungan Kebudayaan dan Filsafat
Kebudayaan menurut Mukti Ali adalah
budi daya, tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia di gerakan oleh akal dan
perasaannya. Yang mendasari semua itu adalah ucapan hatinya. Dan ucapan batin
itu merupakan keyakinan dan penghayatannya terhadap sesuatu yang dianggap
benar. Apa yang dianggap benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan agama,
sepanjang tidak diwahyukan adalah ia hasil pemikiran filsafat.
Filsafat
adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Sedangkan kebudayaan adalah sebuah
tradisi atau kebudayaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan diwariskan
kepada generasi selanjutnya.
Beberapa pendapat juga mengatakan
bahwa apabila filsafat dibandingkan dengan budaya, maka akan memiliki satu
kesamaan hanya saja ilmu filsafat itu mengkaji sebuah ilmu melalui dasarnya
sedangkan budaya sebuah ilmu yang mempelajari suatu dasar berfikir manusia dari
kegiatan (aktifitas) sehari-hari.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Kebudayaan
adalah cara berpikir. Sedangkan filsafat ialah cara berpikir secara radikal,
sistematik dan universal. Berpikir demikian berujung pada setiap jiwa atau
ucapan batin. Manifestasinya adalah sikap hidup dan pandangan hidup. Dengan
demikian jelaslah, betapa filsafat itu mengendalikan cara berpikir kebudayaan.
Filsafat adalah studi tentang
seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam
konsep mendasar. Sedangkan kebudayaan adalah sebuah tradisi atau kebudayaan
yang dilakukan secara berulang-ulang dan diwariskan kepada generasi
selanjutnya.
Apabila filsafat dibandingkan dengan
budaya, maka akan memiliki satu kesamaan hanya saja ilmu filsafat itu mengkaji
sebuah ilmu melalui dasarnya sedangkan budaya sebuah ilmu yang mempelajari
suatu dasar berfikir manusia dari kegiatan (aktifitas) sehari-hari.
.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/28325379/MATERI_ILMU_BUDAYA_DASAR_SEMESTER_1